thanks for visiting my site

Selasa, Oktober 07, 2008

Fenomena Futsal : Bisnis, Gengsi dan Ruang Publik

Demam futsal kini melanda Palembang, Sumatera Selatan. Olahraga ini menyedot banyak peminat yang ingin bugar selepas beraktivitas. Bak magnet, olahraga ini menarik semua kalangan untuk mencobanya. Dari sisi bisnis pun, futsal sangat menjanjikan.

Banyak alasan mengapa futsal digemari. Selain menjaga kebugaran, futsal melatih mengelola emosi serta meningkatkan teamwork. Bagi sebagian pemain, futsal tak hanya menjadi olahraga, tetapi juga telah menjadi gaya hidup yang menarik dan dinamis.

Secara teoritis, futsal pun melatih seseorang untuk cepat dalam mengambil keputusan. Lantaran aturan main menyebutkan, tiap eksekusi (tendangan maupun lemparan) harus dilakukan dalam waktu empat detik. Lebih dari itu diganjar pelanggaran.

Futsal juga membentuk seorang pemain agar selalu fokus menerima dan mengumpan bola dalam hitungan sepersekian detik di bawah tekanan pemain lawan.

Jadi, yang namanya menggocek, mengumpan dan mencetak gol memang benar-benar harus dilakukan dengan cepat dan matang. Begitupula untuk melatih kerjasama antara pemain dan kekompakan tim.

Di lapangan futsal, ukuran tubuh tak banyak berpengaruh. Dengan kependekannya, pemain bertubuh mini sekalipun dapat diterima, bahkan justru lebih bisa berkelit di saat-saat sulit.

Permainan futsal memang menyajikan kelincahan, kecepatan dan kemahiran mengolah si kulit bundar. Terutama pada saat menguasai dan menggiring bola, melakukan trik-trik yang mempesona, peragaan umpan satu-dua serta melakukan wall pass (umpan terobosan) di area kotak penalti lawan. Kontrol, keluwesan, kecepatan menggiring dan kepiawaian mengolah bola memungkinkan dikuasai para pemain karena futsal dimainkan sangat bersih.

Peraturan-peraturannya melindungi individu dengan teknik tingkat tinggi. Pemain dilarang mengganjal pemain lain dengan keras (tackling atau sliding). Sehingga jarang sekali terjadi benturan yang berakibat cedera pada pemain. Futsal benar-benar menerapkan prinsip permainan bersih, jujur dan adil (fair flay).

Kendati demikian, futsal juga rentan resiko cidera. Hal ini mengingat permukaan lapangan permainan, sepatu serta pergerakan cepat di permukaan keras.

Bagi penonton, dinamisnya pergerakan pemain membangkitkan emosi serta memberikan kenikmatan tersendiri. Tak heran, saat "virus" futsal melanda tanah air banyak pihak yang bereaksi positif.

Futsal tidak hanya menghadirkan dimensi dan wacana baru, tapi juga jadi tontonan alternatif bagi masyarakat. Lantaran dimainkan di dalam gedung dan melibatkan anak usia sekolah pula.

Bisnis menggiurkan

Demam futsal di Palembang membuat sebagian pemilik modal melirik olahraga ini sebagai lahan bisnis baru. Kebanyakan para penggemarnya adalah kaum muda, yang konsumen potensial. Dengan naluri bisnisnya, para pengusaha ini menyulap lahan yang tak terpakai bahkan membeli gedung untuk membuat lapangan penyewaan futsal.

Santun, Asisten Manajer Boom Futsal Sport & Entertainment mengaku, saat ini olahraga futsal sedang trend dan menjadi gaya hidup.

"Meskipun biaya pembuatan satu lapangan cukup besar, sekitar Rp 500 juta, namun saya yakin keuntungan yang di dapat akan lebih besar. Mungkin juga bagi sebagian besar masyarakat olahraga ini lumayan mahal, tapi kesehatan lebih utama," katanya, diplomatis.

Di beberapa tempat bermain futsal, harga sewa relatif hampir seragam, sekitar Rp 100.000-Rp 160.000 untuk setiap jamnya. Tapi itu juga tergantung hari dan waktunya. Bila hari libur, biasanya tarif sewa bervariasi. Agar para penggila futsal lebih betah, beberapa pemilik tempat penyewaan pun melengkapi tempatnya dengan altenatif permainan lain seperti basket three on three, tenis meja dan cafe on air.

Selain itu, para pelanggan dan pemain juga diberikan toleransi waktu, fleksibilitas biaya. Bagi para pelajar biasanya ada potongan khusus.

Keterbatasan Ruang Publik

Futsal boleh jadi merupakan solusi dari kelangkaan serta minimnya lahan untuk bersepakbola-ria, seperti kerap disuarakan banyak kalangan. Alih-alih membuat stadion baru, lapangan yang ada saja kadang disulap menjadi tempat niaga. Kalaupun ditemukan lokasi yang pas, harga lahannya belum tentu sesuai dengan kantong pemerintah maupun pembina olahraga.

Diperlukan langkah konkret dari semua pihak terkait termasuk pemerintah, agar sepakbola hemat lahan ini tak hanya jadi olahraga rekreasi, tapi olahraga prestasi, serta tidak hanya menjadi "pelengkap penderita" sepakbola konvensional.

Upaya konkret itu diantaranya memberikan lapangan tempat pembinaan khusus (training centre), memperbanyak kompetisi lokal, serta pengalokasian dana pembinaan. Di sisi lain, pemerintah pun tetap berkewajiban menyediakan lapangan olahraga yang sesungguhnya kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab penyediaan ruang-ruang publik.

Anak kota tak mampu beli sepatu/Anak kota tak punya tanah lapang/Sepakbola menjadi barang yang mahal/Milik mereka yang punya uang saja.................(lirik lagu Iwan Fals)
(yat)

Tidak ada komentar: