Pertanian dari dulu hingga sekarang masih tetap menjadi menjadi sektor primadona bagi mayoritas rakyat Indonesia. Suatu hal yang wajar, mengingat secara geografis negara kita di lingkungi oleh daerah hutan dan perairan dengan iklim dan curah hujan yang hampir merata setiap tahunnya.
Sayang, di banyak tempat, sektor pertanian hanya sebatas menjadi lahan untuk bertahan hidup. Padahal bila diterapkan dengan konsep yang terencana, terpadu dan komprehensif, kawasan pertanian merupakan investasi bisnis yang menjanjikan.
Konsep pembangunan pertanian terpadu inilah yang sekarang sedang digerakkan Pemerintah Kota Palembang. Bekerjasama dengan Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Sumsel, Pemerintah menata kawasan di Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang, melalui program pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan.
Agropolitan merupakan kota berbasis pertanian yang tumbuh dan berkembang seiring jalannya sistem pengelolaan usaha agribisnis, sekaligus mampu melayani, mendorong, menarik, serta mengelola pembangunan pertanian (agribisnis) di sekitarnya.
Visi pembangunan berkonsep agropolitan adalah mewujudkan kawasan pertanian terpadu yang berkelanjutan, berbasis sumberdaya air bernuansa wisata. Konsep ini diyakini mampu mengangkat martabat masyarakat dengan peningkatan kemampuan ekonomi.
Sedangkan misi yang akan dicapai adalah, mewujudkan program lumbung pangan, terutama lewat budidaya ikan air tawar, wisata sungai agrowisata, lestari lingkungan, dan kemakmuran kawasan tertinggal.
Seiring dengan dicanangkankannya Gandus sebagai daerah berkonsep agropolitan, geliat kemajuan di daerah ini sangat kentara.
Beberapa tahun silam, wilayah ini termasuk daerah yang kumuh, terbelakang dan identik dengan kemiskinan. Infrastruktur kurang berkembang, sarana dan prasarana jalan, kesehatan, pendidikan masih minim.
Sekarang, Gandus tidak lagi identik dengan keterbelakangan. Daerah ini sekarang sudah berkembang seiring dengan pembenahan-pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi lokal seperti pertanian dan perikanan.
Dipilihnya Gandus sebagai pilot project pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan bukan tanpa alasan. Pulokerto memiliki kekhasan sebagai daerah pertanian, yakni mempunyai lahan yang begitu luas. Dari segi demografi pun sangat mendukung. Terdapat 46.769 jiwa yang tersebar di 13.757 keluarga. Mayoritas mereka adalah petani.
Selain itu, Pulokerto dekat dengan hinterland (daerah-daerah di sekitarnya) yang kaya hasil pertanian, serta dekat dengan kawasan agrotechnopark di Ogan Ilir dan Muaraenim. Beberapa industri pengolahan hasil pertanian sudah tersedia, serta dukungan infrastruktur lengkap yang akan dibangun, berupa rencana jalan lingkar luar Kertapati-Talang Kelapa dan ketersediaan air bersih serta listrik.
Ditambah lagi dengan lingkungan fisik yang mendukung. Masyarakat di wilayah ini juga telah di beri bimbingan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan. Selain bercocok tanam, masyarakat di ajarkan pola penangkaran ikan menggunakan keramba ataupun kolam biasa.
Badan Pusat Statistik (BPS), tiga tahun silam memperkirakan adanya peningkatan produk pertanian. Produksi padi diperkirakan bertambah 4,32 persen menjadi 54,3 juta ton dan produksi jagung meningkat 4,3 persen menjadi 11,4 juta ton.
Melalui konsep ini MAI Sumsel menargetkan pengembangan padi sawah berupa intensifikasi seluas 950 Ha dan pola ekstensifikasi 100 Ha. Lalu dari budidaya ikan air tawar, untuk pola tambak ditargetkan 11.250 ekor dan pola keramba jaring apung 16,8 juta ekor.
Dengan fakta diatas, kawasan agropolitan Gandus di Pulokerto diyakini bakal menjadi potensi investasi yang prospektif di Kota Palembang.
Tinggal lagi, yang perlu dibangun, yakni kemitraan dengan berbagai pihak, utamanya perbankan. Pihak perbankan maupun pelaku usaha pertanian dapat menjadikan masyarakat di Gandus sebagai mitra bisnis strategis. (yat)
Sayang, di banyak tempat, sektor pertanian hanya sebatas menjadi lahan untuk bertahan hidup. Padahal bila diterapkan dengan konsep yang terencana, terpadu dan komprehensif, kawasan pertanian merupakan investasi bisnis yang menjanjikan.
Konsep pembangunan pertanian terpadu inilah yang sekarang sedang digerakkan Pemerintah Kota Palembang. Bekerjasama dengan Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Sumsel, Pemerintah menata kawasan di Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang, melalui program pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan.
Agropolitan merupakan kota berbasis pertanian yang tumbuh dan berkembang seiring jalannya sistem pengelolaan usaha agribisnis, sekaligus mampu melayani, mendorong, menarik, serta mengelola pembangunan pertanian (agribisnis) di sekitarnya.
Visi pembangunan berkonsep agropolitan adalah mewujudkan kawasan pertanian terpadu yang berkelanjutan, berbasis sumberdaya air bernuansa wisata. Konsep ini diyakini mampu mengangkat martabat masyarakat dengan peningkatan kemampuan ekonomi.
Sedangkan misi yang akan dicapai adalah, mewujudkan program lumbung pangan, terutama lewat budidaya ikan air tawar, wisata sungai agrowisata, lestari lingkungan, dan kemakmuran kawasan tertinggal.
Seiring dengan dicanangkankannya Gandus sebagai daerah berkonsep agropolitan, geliat kemajuan di daerah ini sangat kentara.
Beberapa tahun silam, wilayah ini termasuk daerah yang kumuh, terbelakang dan identik dengan kemiskinan. Infrastruktur kurang berkembang, sarana dan prasarana jalan, kesehatan, pendidikan masih minim.
Sekarang, Gandus tidak lagi identik dengan keterbelakangan. Daerah ini sekarang sudah berkembang seiring dengan pembenahan-pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi lokal seperti pertanian dan perikanan.
Dipilihnya Gandus sebagai pilot project pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan bukan tanpa alasan. Pulokerto memiliki kekhasan sebagai daerah pertanian, yakni mempunyai lahan yang begitu luas. Dari segi demografi pun sangat mendukung. Terdapat 46.769 jiwa yang tersebar di 13.757 keluarga. Mayoritas mereka adalah petani.
Selain itu, Pulokerto dekat dengan hinterland (daerah-daerah di sekitarnya) yang kaya hasil pertanian, serta dekat dengan kawasan agrotechnopark di Ogan Ilir dan Muaraenim. Beberapa industri pengolahan hasil pertanian sudah tersedia, serta dukungan infrastruktur lengkap yang akan dibangun, berupa rencana jalan lingkar luar Kertapati-Talang Kelapa dan ketersediaan air bersih serta listrik.
Ditambah lagi dengan lingkungan fisik yang mendukung. Masyarakat di wilayah ini juga telah di beri bimbingan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan. Selain bercocok tanam, masyarakat di ajarkan pola penangkaran ikan menggunakan keramba ataupun kolam biasa.
Badan Pusat Statistik (BPS), tiga tahun silam memperkirakan adanya peningkatan produk pertanian. Produksi padi diperkirakan bertambah 4,32 persen menjadi 54,3 juta ton dan produksi jagung meningkat 4,3 persen menjadi 11,4 juta ton.
Melalui konsep ini MAI Sumsel menargetkan pengembangan padi sawah berupa intensifikasi seluas 950 Ha dan pola ekstensifikasi 100 Ha. Lalu dari budidaya ikan air tawar, untuk pola tambak ditargetkan 11.250 ekor dan pola keramba jaring apung 16,8 juta ekor.
Dengan fakta diatas, kawasan agropolitan Gandus di Pulokerto diyakini bakal menjadi potensi investasi yang prospektif di Kota Palembang.
Tinggal lagi, yang perlu dibangun, yakni kemitraan dengan berbagai pihak, utamanya perbankan. Pihak perbankan maupun pelaku usaha pertanian dapat menjadikan masyarakat di Gandus sebagai mitra bisnis strategis. (yat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar