thanks for visiting my site

Jumat, November 14, 2008

Sumpah Pemuda, Kemerdekaan dan Pembangunan

Tanggal 28 Oktober 1928 sungguh bermakna penting dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Pada saat itu para pemuda yang terdiri dari berbagai suku, ras dan golongan (Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Perhimpunan Pelajar Indonesia) menyatakan tekad satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Kebulatan tekad ini kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Cita-cita mereka saat itu begitu sederhana. Yakni ingin mewujudkan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Walaupun dalam realitasnya keinginan tersebut baru tercapai 27 tahun kemudian, saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun spirit 28 Okober, selain spirit menjadi inspirasi perjuangan kala itu.

Kini , 80 tahun sudah ikrar Sumpah Pemuda dikumandangkan. Begitu pula, kita telah mengecap 63 tahun kemerdekaan lepas dari cengkeraman kaum penjajah. Apa hikmah yang bisa dipetik dari kedua peristiwa ini?

Tak lain adalah, kaum muda merupakan pelopor kebangkitan dan perubahan Indonesia. Sulit membayangkan bagaimana “wajah” Indonesia bila kaum mudanya tidak bangkit dan melakukan perubahan. Pun telah banyak kita baca dalam literatur, bagaimana peran utama pemuda dari berbagai penjuru dunia dalam perjuangan, baik secara fisik maupun lewat jalur diplomasi, organisasi sosial politik, dan intelektual.

Perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan sejatinya memang merupakan ladang bagi tumbuh suburnya heroisme pemuda. Generasi muda yang hidup dalam suasana pergolakan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi untuk melakukan perubahan atas berbagai kerumitan yang dihadapi.

Sebaliknya, para pemuda yang hidup dalam nuansa nyaman dan tenang, cenderung mempertahankan situasi yang ada tanpa berupaya melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan produktif.

Tentu saja, sebagai generasi penerus, kaum muda kita tak harus berperang secara fisik dulu untuk meneladani serta melanjutkan spirit para pendahulu-muda-kita. Kendati demikian, di era keterbukaan saat ini tantangan bagi generasi muda kita lebih berat dan kompleks.

Sayangnya, kaum muda kita sekarang cenderung merupakan generasi yang terkesan tanpa semangat, terjebak dalam kehidupan yang hedonistik serta gamang mencari identitas kedirian mereka.

Karena itu, kaum muda perlu segera berbenah. Dimasa sekarang, spirit sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan harus dimaknai ulang sebagai sebuah sistem untuk membangun kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik.

Cita-cita Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan harus diterjemahkan dengan prestasi dan kerja nyata. Syaratnya, kaum muda harus mendayagunakan segenap potensi dan kemampuannya, serta membekali dirinya dengan semua sarana yang memungkinkan mereka agar bisa mandiri baik secara personal maupun komunal. Keterlibatan dalam derap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menjadi suatu hal yang tak dapat ditawar-tawar lagi.

Disisi lain, pemerintah sebagai pengambil kebijakan pun mesti tanggap. Generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap perencanaan pembangunan, sehingga pelayanan dapat lebih disesuaikan dengan sasaran yang ingin dicapai. Progresifitas kaum muda tak hanya penting dalam kerangka pemberdayaan, tapi juga memberikan kontribusi bagi penyiapan generasi selanjutnya, serta regenerasi kepemimpinan di masa mendatang. Semua ini bukan cuma untuk pemuda, tapi untuk kita juga, Rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar: